Setelah perjalanan waktu yang panjang, diantara gerak perubahan busana pengantin muslim kembali menggejala. Sosoknya tegar ditengah tentangan badai, bahkan tak jarang terseret-seret ke dalam lingkaran politik, padahal masalahnya akan lebih bisa dipandang secara jernih bila titik pandang mau sedikit bergeser kepada sebuah pijakan pemahanan dinamika proses perbincangan budaya. Kini tahap perbincangan itu mulai memasuki kawasan baru, tarikan-tarikan dunia mode mulai menjamah dan ia mempunyai pola gerak tersendiri yang tak kalah kuat tantangannya, karena ia menggugah pergumulan paling klasik antara panggilan Iman dan godaan duniawi.
Konsep berpakaian berdasarkan filosofis Islam telah menciptakan suatu tuntutan baru terhadap dunia busana. Bagaimana menciptakan sebuah busana pengantin yang tepat sesuai makna yang diharuskan, kesempurnaan dalam pengaplikasian kombinasi dari kerudung -jilbab-, sepatu dan veil -selendang- yang pasti menjadi elemen penting dalam sosok busana pengantin muslim.
Tantangan untuk menciptakan sebuah adi karya busana pengantin muslim, dimana pilihan pakaian haruslah longgar tanpa memperlihatkan lekuk tubuh sang pemakainya, seluruh pakaian haruslah menutupi tubuh sang pengantin kecuali bagian telapak tangan dan wajah. Keharusan ini tidaklah bisa dikompromikan karena telah menjadi panduan pasti. Batasan inilah yang menjadi tantangan untuk dunia busana pengantin, mampukah menciptakan reka bentuk busana pengantin muslim yang seutuhnya. Tetap mengacu kepada kemajuan teknologi mungkin dalam pemilihan bahan dan teknik jahitan, tetap menampilkan reka model yang up-to-date, perpaduan aneka aksesoris, aplikasi dari berbagai teknik layering dan drapery, keunggulan penempatan motif-motif bordir, dan lain sebagainya hingga harmonisasi antara busana pengantin pria dan wanita.
Kehadiran busana pengantin muslim haruslah bisa menjawab tuduhan atas keberadaanya sebagai busana yang tidak menarik, kolot dan tidak praktis. Menciptakan ketertarikan terhadap busana pengantin muslim yang membuat orang mulai berpikir untuk mencoba memakainya tanpa merasa “terpaksa”. Seharusnya kita juga risi dengan parade busana pengantin yang hadir dalam balutan warna-warna menyala dan potongan busana yang “setengah mengintip”. Ditambah penekanan hanya terhadap busana pengantin wanita tanpa memperhatikan busana pengantin pria telah menciptakan ketidakseimbangan, antara revolusi dan evolusi. Busana Pengantin Muslim
Konsep berpakaian berdasarkan filosofis Islam telah menciptakan suatu tuntutan baru terhadap dunia busana. Bagaimana menciptakan sebuah busana pengantin yang tepat sesuai makna yang diharuskan, kesempurnaan dalam pengaplikasian kombinasi dari kerudung -jilbab-, sepatu dan veil -selendang- yang pasti menjadi elemen penting dalam sosok busana pengantin muslim.
Tantangan untuk menciptakan sebuah adi karya busana pengantin muslim, dimana pilihan pakaian haruslah longgar tanpa memperlihatkan lekuk tubuh sang pemakainya, seluruh pakaian haruslah menutupi tubuh sang pengantin kecuali bagian telapak tangan dan wajah. Keharusan ini tidaklah bisa dikompromikan karena telah menjadi panduan pasti. Batasan inilah yang menjadi tantangan untuk dunia busana pengantin, mampukah menciptakan reka bentuk busana pengantin muslim yang seutuhnya. Tetap mengacu kepada kemajuan teknologi mungkin dalam pemilihan bahan dan teknik jahitan, tetap menampilkan reka model yang up-to-date, perpaduan aneka aksesoris, aplikasi dari berbagai teknik layering dan drapery, keunggulan penempatan motif-motif bordir, dan lain sebagainya hingga harmonisasi antara busana pengantin pria dan wanita.
Kehadiran busana pengantin muslim haruslah bisa menjawab tuduhan atas keberadaanya sebagai busana yang tidak menarik, kolot dan tidak praktis. Menciptakan ketertarikan terhadap busana pengantin muslim yang membuat orang mulai berpikir untuk mencoba memakainya tanpa merasa “terpaksa”. Seharusnya kita juga risi dengan parade busana pengantin yang hadir dalam balutan warna-warna menyala dan potongan busana yang “setengah mengintip”. Ditambah penekanan hanya terhadap busana pengantin wanita tanpa memperhatikan busana pengantin pria telah menciptakan ketidakseimbangan, antara revolusi dan evolusi. Busana Pengantin Muslim